Selasa, 23 Mei 2017

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah semester genap
PENGEMBANGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
Dosen Pengampu:
Drs. Waris, M. Pd.
Disusun Oleh: Kelompok 3 / PAI.I
   Nayli Ulfa Badriyani                       (210314312) Moderator
   Khusnul Khotimah                           (210314310) Pemateri
    Siti Arfa                                          (210314313) Notulen
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
MARET 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH” dengan semaksimal mungkin.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan, kami dapat mengatasi tantangan dan hambatan tersebut. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, terutama kepada Bapak Dosen yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari penulisan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
                                                                        Ponorogo, 6 April 2017
                                   
                                                                                    Penulis





DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar belakang
b.      Rumusan Masalah
c.       Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib, maka lahirlah kekuasaan dinasti Umayyah. Pada periode Ali dan khalifah sebelumnya, pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi. Para khalifah dipilih melalui proses musyawarah. Ketika mereka menghadapi kesulitan-kesulitan, maka mereka mengambil kebijakan langsung melalui musyawarah dengan para pembesar Islam yang lain.
Dinasti Umayyah berkuasa kurang lebih 91 tahun. Reformasi cukup banyak terjadi, terkait pada bidang pengembangan dan kemajuan pendidikan Islam. Perkembangan ilmu tidak hanya dalam bidang agama semata melainkan juga dalam aspek teknologisnya. Sementara sistem pendidikan masih sama ketika masa Rosulullah dan Khulafaur Rasyidin, yaitu kuttab yang pelaksanaannya berpusat di masjid, dan pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah nya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana penjelasan mengenai pemikiran Pendidikan Islam?
2.      Bagaimana pola pemikiran Pendidikan Islam pada masa dinasti bani Umayyah?
C.     Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan, yaitu:
1.      Mengetahui penjelasan mengenai pemikiran Pendidikan Islam.
2.      Mengetahui pola pemikiran pendidikan Islam pada masa dinasti bani Umayyah.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pemikiran Pendidikan Islam
Pemikiran berasal dari kata dasar pikir yang berarti proses, cara atau perbuatan memikir. Secara umum pemikiran berarti menggunakan akal pikitan untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Dalam konteks tersebut, pemikiran pada hakikatnya dapat dimaknai sebagai upaya menelaah secara cermat dan kreatif terhadap sebuah gejala atau fenomena masyarakat secara luas guna menemukan solusi secara tepat dengan melibatkan peran akal dan kalbu.[1]
Sedangkan secara spesifik pemikiran pendidikan Isam meurut Labib An-Najihi sebagaimana dikutip Mulkhan diartikan sebagai serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islama dan berupaya untuk membangun sebuah paradigm pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna. Sehingga bidang kajian dari pemikiran pendidikan Islam ini mencakup segala unsur dan ruang lingkup pendidikan Islam yang berkembang sebagai respon dari fenomena dan tuntutan zaman, sehingga menghasilkan gagasan-gagasan pemikiran yang bermanfaat dan bernilai guna tinggi bagi dunia pendidikan tanpa sekedar mengedepankan aspek logika dan intelektualitas semata. Namun nilai-nilai ilahiah menjadi bagian penting sekaligus sebagai control dalam memproduk pemikiran-pemikiran pendidikan Islam sehingga pada akhirnya mampu mengantarkan masyarakat pendidikan (peserta didik) sebagai seseorang yang memiliki keserdasan secara intektual, emosional/moral, sosial, dan spiritual.[2]

B.     Pemikiran Pendidikan Islam pada masa dinasti Bani Umayyah.
Muawiyah adalah pendiri dari dinasti Umayyah, ia merupakan putra Abu Sofyan ibn Harb ibn umayyah ibn Abdu Syam ibn Abd Manaf. Ibunya adalah Hindun binti Utbah ibn Rabiah ibn Abd Syam ibn Abd Manaf. Sebagai keturunan Abdu Manaf, Muawiyah mempunyai hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad. Ia masuk Islam pada hari penaklukan kota Mekkah (Fatkhu Mekkah) bersama penduduk kota Mekkah lainnya, dan ketika itu Muawiyah berusia 23 tahun.
Kemudian pemerintahan dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa dinasti ini, seperti kemajuan dalam bidang pendidikan Islam. Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para ilmuwan, para seniman, dan para ulama mau melakukan pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu.
Pada masa ini, Islam telah memasuki masa baru ketika kestabilan politik yang telah dirasakan oleh negara- negara islam. Oleh karena itu, tidak heran jika perhatian orang- orang islam sudah mengarah pada masalah kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan peradaban- peradaban baru. Dalam waktu yang sama, mereka memberi perhatian besar pada ilmu bahasa, sastra, dan agama untuk memeliharanya dari pikiran- pikiran luar. Jadi, pemikiran pendidikan pada masa Umayyah adalah kelanjutan pemikiran pendidikan pada masa Nabi Saw. dan masa Khulafa Al- Rasyidin.[3]
Pemikiran pendidikan pada masa Umayyah tampak dalam bentuk nasehat- nasehat khalifah kepada pendidik anak- anaknya, yang memenuhi buku- buku sastra, yang menunjukkan bagaimana teguhnya mereka berpegang pada tradisi Arab dan Islam. Salah satu nasehat tersebut adalah adalah nasehat Abdul Malik bin Marwan kepada pendidik anaknya, ‘’ Hendaklah pendidik mendidik akal, hati, dan jasmani’’.
Pemikiran pendidikan Islam pada masa Umayyah ini juga tersebar pada beberapa tulisan para ahli nahwu, sastra, hadist, dan tafsir. Pada masa ini para ahli tersebut mulai mencatat ilmu- ilmu bahasa, sastra dan agama untuk menjaganya agar tidak diselundupkan pikiran- pikiran lain dan perubahan yang merusak, yang tanda- tandanya sudah banyak terlihat pada waktu itu karena musuh Islam selalu berusaha menghancurkan Islam dari dalam, setelah mereka gagal menghancurkan dengan kekuatan tentara. Dengan upaya tersebut mereka berusaha memecah pengikut- pengikut Islam dari segi Ideologi.[4]
ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu adalah:
1.      Ilmu agama, seperti: al-Qur’an, hadist, fiqih, dan Ilmu terjemahan.[5]
2.      Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah, dan riwayat.
3.      Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu, shorof, dan lain-lain.
4.      Ilmu bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilm u kedokteran.[6]
Periode dinasti Umayyah merupakan masa Inkubasi. Pada masa ini, peletakan dasar- dasar dari kemajuan pendidikan dimunculkan. Intelektual muslim berkembang pada masa ini. Pola pendidikan bersifat Desentralisasi.
      Tersebarnya pusat- pusat pendidikkanya antara lain:
a.       Di kota Madina(Hijas)
b.      Di Kota Kuffah (Irak)
c.       Di Kota Damsyik dan Plastina (Syam)
d.      Di Kota Fustad (Mesir)
Bentuk- bentuk pendidikan pada masa baniy Umayyah[7]
( 1. Pendidikan Istana. Pendidikan tidak hanya pengajaran tingkat rendah tetapi lanjut pengajaran tingkat tinggi sebagaimanah Halaqoh, masjid, dan madrasah. Guru istana dinakam muaddib.  Tujuan pendidikan istana tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan bahkan Muaddib mendidik kecerdasan, batin dan jasmani
Adapunpelajaran di istana sebagai berikut:
a). Al-Quran (kitabbullah)
b). hadis- hadis yang mulia
c).syair- syair terhormat
d). menulis dan membaca
(2. Badiah
Dengan adanya Arabsisasi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan muncullah istilah badiah dusun Badui di padang sahara yang masi fasi bahasa Arabnya dan murni sesuai dengan kaidah bahasa Arab. Akibat dari Arabisasi ini muncullah ilmu Qawait dan cabang ilmu lainya untuk mempelajari bahasa Arab.
(3.Perpustakan yang besar di Kurtuba (Qurdufa)
(4. Bamiristan
Tempat untuk berobat dan merawat orang serta tempat studi kedokteran.
Dari urain diatas banwa pendidikan periode Dinasti bani Umayyah  telah [8]berkembang dilihat aspek pengajaranya meskipun sisitemnya masih sama pada masa Nabi dan Khulafa  Al-Hurusiydin. Pada masa ini peradaban islam sudah bersifat internasional yang meliputi tiga benua, yaitu sebagian Eropa, Afrika dan sebagian besar Asia dan yang kesemuan itu dipersatukan dengan bahasa Arab sebagai resmi bahasa Negara.











[1] Safrudin Aziz, Pemikiran Pendidikan Islam (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2015), 4.
[2] Safrudin Aziz, Pemikiran Pendidikan Islam……………4-5.
[3] Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokok Pendidikan Islam (Yogyakarta: AR- RUZZ MEDIA, 2013), 61.
[4] Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokok Pendidikan Islam ….., 62.
[5] Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Abad ke- 21 (Jakarta: PT Pustaka Al- Husna baru, 2003), 22.
[6] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), 56-59.
[7] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) 61-62
[8] Ibid, 63

contoh rpp ktsp materi PAI MA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BERDASARKAN PERMENDIKNAS NO.41 TH.2007
Satuan Pendidikan         :   MA
Mata Pelajaran               :   Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester               :   X/I
Alokasi Waktu               :   1 x 30 Menit
Standar Kompetensi      :   2.    Memahami ayat-ayat Al-Qur'an tentang Keikhlasan  beribadah
Kompetensi Dasar         :   2.2. Siswa mampu menyebutkan arti Q. S. Al-An'am:162-163
                                                  dan Al-Bayyinah:5.
Indikator                        :   2.2.1.  Siswa mampu mengartikan Q. S. Al-An'am:162-163
                                                      dan Al-Bayyinah:5 secara per kata (harfiah)
 2.2.2.  Siswa mampu mengartikan  Q. S. Al-An'am:162-163     dan      Al-Bayyinah:5 secara per ayat dan terjemahannya.
2.2.3.   Siswa dapat menambah kosa-kata bahasa Arab dari arti bacaan QS.Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5.

I.    TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui Diskusi, Pengamatan dan Presentasi Siswa dapat:
A.    Mengartikan Q. S. Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5 secara per kata dengan baik dan benar.
B.     Mengartikan Q. S. Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5 secara per ayat dan terjemahan dengan baik dan benar.
C.     Menambah kosa kata bahasa arab dengan baik dan benar.

II.      MATERI AJAR
Uraian materi pokok Q. S. Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5.
1.      Q. S. Al-An'am:162-163
a.       Bacaan Q. S. Al-An'am:162-163.
b.      Terjemahan per kata, per ayat dan terjemahan ayat.
c.       Isi kandungan Q. S. Al-An'am:162-163.


2.      Q. S. Al-Bayyinah:5
a.       Bacaan Q. S. Al-Bayyinah:5.
b.      Terjemahan per kata, per ayat dan terjemahan ayat.
c.       Isi kandungan Q. S. Al-Bayyinah:5.

III.   METODE/STRATEGI PEMBELAJARAN
A.    Metode pembelajaran: Ceramah dan Tanya jawab
B.     Strategi pembelajaran: Card Quis

IV.    KEGIATAN PEMBELAJARAN
A.    Kegiatan Awal (5 menit)
NO
Kegiatan
Strategi/ Metode
Waktu
Nilai Karakter
Sumber/Bahan/Alat kebutuhan
1.
Guru masuk kelas dan mengucapkan salam serta doa sebagai pembuka.
Tanya jawab
1 Menit
Menumbuhkan nilai religius dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

2
Guru mengabsen murid satu persatu.
Tanya jawab
1 Menit

Buku Absen, Bolpoin
3.







Apersepsi:
Guru menggali pengetahuan awal peserta didik dengan bertanya sesuai dengan indicator kompetensi dasar yang akan dicapai.

Tanya jawab










Ceramah
3 Menit
Menumbuhkan rasa ingin tahu, Disiplin, Religius.

4.
Motivasi: Guru memotivasi siswa mengenai keutamaan dan manfaat mempelajari keikhlasan beribadah
Ceramah




B.     Kegiatan Inti  (15 menit)
NO
Kegiatan
Strategi/ Metode
Waktu
Nilai Karakter
Sumber/Bahan/Alat kebutuhan
Fase Eksporasi
1.
Guru menjelaskan materi pelajaran tentang Q. S. Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5
Ceramah
5 Menit
Menumbuhkan rasa ingin tahu dan nilai religius serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Hand out materi LKS Pendidikan Agama Islam, Spidol, Papan tulis, Kertas manila.
2
Guru menempelkan kertas manila yang berisi surat Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5 di papan tulis

Card Quis

Tanggung jawab, disiplin, Rasa ingin tahu
Kertas manila, Kertas warna.

Fase Elaborasi
3
Guru melibatkan peserta didik untuk mengisi arti yang kosong dari surat Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5

Card Quis



4
Guru menyiapkan kertas yang berisi arti dari ayat-ayat Al-Qur'an yang kosong di meja guru





5
Guru melibatkan peserta didik untuk memilih temannya maju kedepan  memilih jawaban yang sesuai dengan arti ayat dan menempelkan di 3 arti ayat yang kosong dari masing-masing surat

Card Quis



Fase Kolaboratif
6
Guru mengajak semua peserta didik untuk menyusun kembali terjemahan ayat Al-Qur’an Dengan baik dan benar

ceramah



7
Guru memberikan penambahan dan penguatan kepada peserta didik
Ceramah




C.    Kegiatan penutup  (10 menit)
NO
Kegiatan
Strategi/ Metode
Waktu
Nilai Karakter
Sumber/Bahan/Alat kebutuhan
1.





Penilaian
Guru memberikan lembar soal kepada peserta didik





6 Menit
Disiplin
Tanggung jawab
Kerja keras
Mandiri
Lembar soal
2.
Guru memberikan kesimpulan kepada peserta didik terkait dengan materi surat Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5
Ceramah
1 Menit
Religius, Gemar membaca


3.
RTL
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafalkan surat Al-An'am:162-163 dan Al-Bayyinah:5 beserta artinya

Ceramah
1 Menit
Tanggung jawab

4.
Doa dilanjutkan dengan penutup dan salam
Ceramah
2 menit
Menumbuhkan nilai religius dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah.



VIII. SUMBER/ BAHAN/ ALAT/KEBUTUHAN
A.    Sumber
1.      Team Guru Bina PAI MA, Qur'an Hadis Modul Pembelajaran Untuk Kelas x, (tk: Akik Pustaka, tt), 53.
2.      Al-Hikmah, Qur’an Modul Pembelajaran, (tk: Akik Pustaka, tt), 54-55.
3.      Departemen Agama RI, Terjemahan Al-Qur'an Perkata, (Bandung: Samil Cipta Media, 2007), 98-15.

B.     Bahan/ Alat
1.      Buku absen
2.      Bolpoin
3.      Spidol
4.      White board
5.      Kertas manila
6.      Solasi
IX. PENILAIAN
Tes tulis: Pilihan Ganda
X.    LAMPIRAN
1.      Lembar  soal dan kunci jawaban
2.      Lembar  skor penilaian
3.      Lembar hand out materi

Mengetahui,                                                                      Ponorogo, 09 maret 2015
              Dosen Pembina                                                                       Guru mata pelajaran                                                                                 


           Hawin Muzzaki, M. Pd.                                                              Lina Hernawati
                                                                                                                           
        







     Lampiran 1
Latihan Soal
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar!
1.      Kata Å5Ý¡èS pada Q. S. Al-An'am : 162 artinya…
a.       Sholatku
b.      Hidupku
c.       Matiku
d.      Ibadahku

2.      Yang merupakan salah satu sarat diterimanya ibadah adalah….

a.       Riya'
b.      syirik
c.       Ikhlas
d.      Selalu mengeluh

3.      Kandungan yang terdapat QS. al-Bayyinah [98] Ayat 5, bahwa ibadah…

a.       Sabar dan tawakal
b.      Kesungguhan dan tidak putus asa
c.       Ikhlas dalam beribadah
d.      Pengulangan yang aktif dan tekun
4.      Kata #rßç6÷èuÏ9 pada Q. S. Al-Bayyinah:5 artinya…
a.       Supaya mereka menyembah
b.      Memurnikan
c.       Ikhlas
d.      Agama
5.         ûïÏe$!$# ã&s! tûüÅÁÎ=øƒèC !$# #rßç6÷èuÏ9wÎ)#ÿrâÉDé&$tBur
Huruf arab diatas yang bercetak tebal artinya…

a.       Sholat
b.      Memurnikan
c.       Zakat
d.      Ketaatan


Kunci Jawaban

NO
Kunci Jawaban
Skor
1.
d. Ibadahku
1
2.
c. Ikhlas
1
3.
c. Ikhlas dalam beribadah
1
4.
a. supaya mereka menyembah
1
5.
b. Memurnikan
1

























Lampiran 2

Lembar Skor Penilaian

N =   Nilai Perolehan x 100
          Nilai Maksimal

Ø Contoh : Putri mendapat skor 4, maka mendapat nilai:

N = 4 x 100 = 80
       5

Keterangan :
KKM KD : 70    
Nilai Putri adalah 80 oleh karena itu putri dinyatakan tuntas.


















Lampiran 3
Memahami Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Keikhlasan Beribadah

A.    Bacaan Q. S. Al- An’am: 162-163
ö@è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ   Ÿw y7ƒÎŽŸ° ¼çms9 ( y7Ï9ºxÎ/ur ßNöÏBé& O$tRr&ur ãA¨rr& tûüÏHÍ>ó¡çRùQ$# ÇÊÏÌÈ

Mengartikan Surat Al-An’am:162-163 Per Kata
Untuk mempermudah memahami arti surat Al-An’am, Terlebih dahulu perhatikan mufrodat yang terdapat pada surat Al-An’am:162-163
Arti
Mufradat
Arti
Mufradat
Sekutu
7ƒÎŽŸ°
Ibadahku
Å5Ý¡èS
Dan demikian itulah
7Ï9ºxÎ/ur
Hidupku
$uøtxC
Diperintahkan
NöÏBé&
Dan matiku
ÎA$yJtBur
Orang-orang yang berserah diri
ã tûüÏHÍ>ó¡çRùQ$#
Semesta alam
tûüÏHs>»yèø9$#

Terjemahan Q.S Al-An'am per ayat
162. Katakanlah (Muhammad),’ sesungguhnya sholatku, ibadahku dan  hidupku serta matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seluruh alam.
             163. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)



Terjemahan Surat Al-An'am:162-163
Artinya: “Katakanlah (Muhammad),’ sesungguhnya sholatku, ibadahku dan hidupku serta matiku hanyalah untuk Allah Tuhan seluruh alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)”. (Q. S. Al-An’am:162-163)


              Penjelasan Surat Al-An’am:162-163
           Isi pokok kandungan surat al-An’am adalah tentang keimanan, hukum, kisah-kisah tentang agama nabi Ibrahim sekaligus gambaran tentang sikap nabi yang mengajak umatnya untuk beriman. Ayat ini berisi perintah kepada nabi Muhammad bahwasannya sholat dan ibadah termasuk ibadah korban dan binatang yang disembelih dan semua kehidupan baik yang berkaitan dengan amal shaleh yang akan dibawa mati, Semuanya ikhlas dan murni semata-mata untuk Allah Adapun kandungan surat al-An’am ayat 162-163 adalah kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah Swt. secara ikhlas. Ikhlas berarti melaksanakan perbuatan semata mata untuk mendapatkan rida Allah Swt. tidak bercampur dengan hal-hal lain. Dalam menjalankan ibadah, seseorang tersebut tidak memasukkan unsur-unsur yang dapat mengurangi nilai ibadah, misalnya riya’, karena riya’ walaupun sedikit akan mengurangi nilai ibadah tersebut dan tidak dapat dikatakan ikhlas. Surat ini merupakan pernyataan komitmen manusia dengan Allah Swt. yang merupakan pernyataan sikap, baik hidup maupun mati semata-mata untuk mendapatkan rida dari-Nya. Orang ikhlas banyak memperoleh manfaat dalam kehidupannya, misalnya, kesulitan hidupnya dapat terbantu oleh ibadah yang diterima oleh Allah Swt.
Secara garis besar kandungan Q.S.Al-An’am ayat 162-163 dapat disimpulkan:
1. Perintah Allah Swt. pada umat-Nya untuk berkeyakinan bahwa shalatnya,
hidupnya, dan matinya hanyalah semata mata untuk Allah Swt.
2. Allah Swt. adalah Tuhan semesta alam, tidak ada sekutu bagi-Nya.
3. Perintah Allah Swt. pada umat manusia untuk ikhlas dalam berkeyakinan,
beribadah, beramal, dan menjadi orang pertama dalam kaumnya yang      berserah diri kepada-Nya.
4. Senantiasa beramal shaleh dan menjauhi segala larangan larangan Allah
Swt. agar selamat di dunia dan akhirat.

B.     Bacaan Q. S. Al- Bayyinah: 5
!$tBur (#ÿrâÉDé& žwÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øƒèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãƒur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsŒur ß`ƒÏŠ ÏpyJÍhŠs)ø9$# ÇÎÈ 

Mengartikan Surat Al-Bayyinah:5 Per Kata
Untuk mempermudah memahami arti surat Al-Bayyinah, Terlebih dahulu perhatikan mufrodat yang terdapat pada surat Al-Bayyinah:5
Arti
Mufradat
Arti
Mufradat
Dan mereka mendirikan
(#qßJÉ)ãƒur
Supaya mereka menyembah
#rßç6÷èuÏ9
Dan mereka menunaikan
#qè?÷sãƒur
Memurnikan
ûüÅÁÎ=øƒèC
Agama
ß`ƒÏŠ
Ketaata agama
tûïÏe$!$#
Betul lurus
pyJÍhŠs)ø9$#
Ikhlas/lurus
ä!$xÿuZãm

Terjemahan Q. S. Al-Bayyinah:5
Artinya: “Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya mereka menyembah Allah dengan memurnikan untuk-Nya ketaatan lagi lurus dan supaya mereka melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang sangat lurus ”. (Al-Bayyinah:5)

Penjelasan Surat Al-Bayyinah:5
Surat al-Bayyinah merupakan surat ke 98 yang terdiri atas 8 ayat. Surat ini termasuk surat madaniyyah karena diturunkan setelah Nabi saw. hijrah ke Madinah. al-Bayyinah berarti bukti yang nyata. Isi pokok dari surat al-Bayyinah adalah tentang pernyataan ahli kitab dan orang musyrik bahwa mereka akan tetap sampai datang Nabi yang dijanjikan Tuhan. Setelah Nabi Muhammad saw. datang dengan membawa bukti nyata, mereka terbagi dua, ada yang beriman dan ada yang tetap dalam kekufuran.
Adapun kandungan surat al-Bayyinah ayat 5 adalah sebagai berikut:
1. Perintah untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menaati ajaran Allah Swt.
dengan lurus (tidak bercampur dengan riya’ dan syirik).  Seseorang    yang melaksanakan ibadah, tetapi masih  mempercayai  adanya  kekuatan selain
Allah Swt., seperti mempercayai dukun atau benda  benda yang    dianggap
keramat maka orang tersebut dikatakan musyrik.
2. Sebagai seorang Muslim, wajib hukumnya untuk mendirikan shalat lima waktu dalam sehari semalam, shalat ini sangat besar artinya, karena merupakan tiang agama, dan ibadah yang pertama dihisab di akhirat.
3. Perintah untuk menunaikan zakat. Oleh karena itu, dalam setiap harta ada hak Allah Swt. yang harus dikeluarkan untuk orang yang berhak menerimanya. Zakat berfungsi untuk menyucikan harta dan menumbuh kembangkannya.