PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA
BANI UMAYYAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah semester genap
PENGEMBANGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN
ISLAM
Dosen Pengampu:
Drs. Waris, M. Pd.
Disusun Oleh: Kelompok 3 / PAI.I
Nayli Ulfa Badriyani (210314312)
Moderator
Khusnul Khotimah (210314310) Pemateri
Siti Arfa (210314313) Notulen
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONOROGO
MARET 2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH”
dengan semaksimal mungkin.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan, kami dapat mengatasi tantangan dan
hambatan tersebut. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak, terutama kepada Bapak Dosen yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dari penulisan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat pada kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ponorogo,
6 April 2017
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
b.
Rumusan Masalah
c.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
a.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib, maka
lahirlah kekuasaan dinasti Umayyah. Pada periode Ali dan khalifah sebelumnya,
pola kepemimpinan masih mengikuti keteladanan Nabi. Para khalifah dipilih
melalui proses musyawarah. Ketika mereka menghadapi kesulitan-kesulitan, maka
mereka mengambil kebijakan langsung melalui musyawarah dengan para pembesar
Islam yang lain.
Dinasti Umayyah berkuasa kurang lebih 91 tahun. Reformasi cukup
banyak terjadi, terkait pada bidang pengembangan dan kemajuan pendidikan Islam.
Perkembangan ilmu tidak hanya dalam bidang agama semata melainkan juga dalam
aspek teknologisnya. Sementara sistem pendidikan masih sama ketika masa Rosulullah
dan Khulafaur Rasyidin, yaitu kuttab yang pelaksanaannya berpusat
di masjid, dan pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pendidikan Islam pada
masa Bani Umayyah.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah
nya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
penjelasan mengenai pemikiran Pendidikan Islam?
2.
Bagaimana pola
pemikiran Pendidikan Islam pada masa dinasti bani Umayyah?
C.
Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan, yaitu:
1.
Mengetahui
penjelasan mengenai pemikiran Pendidikan Islam.
2.
Mengetahui pola
pemikiran pendidikan Islam pada masa dinasti bani Umayyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pemikiran
Pendidikan Islam
Pemikiran
berasal dari kata dasar pikir yang berarti proses, cara atau perbuatan memikir.
Secara umum pemikiran berarti menggunakan akal pikitan untuk memutuskan suatu
persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Dalam
konteks tersebut, pemikiran pada hakikatnya dapat dimaknai sebagai upaya
menelaah secara cermat dan kreatif terhadap sebuah gejala atau fenomena
masyarakat secara luas guna menemukan solusi secara tepat dengan melibatkan
peran akal dan kalbu.[1]
Sedangkan
secara spesifik pemikiran pendidikan Isam meurut Labib An-Najihi sebagaimana
dikutip Mulkhan diartikan sebagai serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang
dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada
dalam pendidikan Islama dan berupaya untuk membangun sebuah paradigm pendidikan
yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara
paripurna. Sehingga bidang kajian dari pemikiran pendidikan Islam ini mencakup
segala unsur dan ruang lingkup pendidikan Islam yang berkembang sebagai respon
dari fenomena dan tuntutan zaman, sehingga menghasilkan gagasan-gagasan
pemikiran yang bermanfaat dan bernilai guna tinggi bagi dunia pendidikan tanpa
sekedar mengedepankan aspek logika dan intelektualitas semata. Namun
nilai-nilai ilahiah menjadi bagian penting sekaligus sebagai control dalam
memproduk pemikiran-pemikiran pendidikan Islam sehingga pada akhirnya mampu
mengantarkan masyarakat pendidikan (peserta didik) sebagai seseorang yang
memiliki keserdasan secara intektual, emosional/moral, sosial, dan spiritual.[2]
B.
Pemikiran
Pendidikan Islam pada masa dinasti Bani Umayyah.
Muawiyah
adalah pendiri dari dinasti Umayyah, ia merupakan putra Abu Sofyan ibn Harb ibn
umayyah ibn Abdu Syam ibn Abd Manaf. Ibunya adalah Hindun binti Utbah ibn
Rabiah ibn Abd Syam ibn Abd Manaf. Sebagai keturunan Abdu Manaf, Muawiyah
mempunyai hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad. Ia masuk Islam pada hari
penaklukan kota Mekkah (Fatkhu Mekkah) bersama penduduk kota Mekkah
lainnya, dan ketika itu Muawiyah berusia 23 tahun.
Kemudian
pemerintahan dinasti Umayyah berlangsung selama 91 tahun dengan 14 orang
khalifah. Berbagai kemajuan telah diperoleh pada masa dinasti ini, seperti
kemajuan dalam bidang pendidikan Islam. Memberikan dorongan yang kuat terhadap
dunia pendidikan dengan penyediaan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar
para ilmuwan, para seniman, dan para ulama mau melakukan pengembangan bidang
ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu.
Pada
masa ini, Islam telah memasuki masa baru ketika kestabilan politik yang telah
dirasakan oleh negara- negara islam. Oleh karena itu, tidak heran jika
perhatian orang- orang islam sudah mengarah pada masalah kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan peradaban- peradaban baru. Dalam waktu yang sama, mereka
memberi perhatian besar pada ilmu bahasa, sastra, dan agama untuk memeliharanya
dari pikiran- pikiran luar. Jadi, pemikiran pendidikan pada masa Umayyah adalah
kelanjutan pemikiran pendidikan pada masa Nabi Saw. dan masa Khulafa Al-
Rasyidin.[3]
Pemikiran
pendidikan pada masa Umayyah tampak dalam bentuk nasehat- nasehat khalifah
kepada pendidik anak- anaknya, yang memenuhi buku- buku sastra, yang
menunjukkan bagaimana teguhnya mereka berpegang pada tradisi Arab dan Islam.
Salah satu nasehat tersebut adalah adalah nasehat Abdul Malik bin Marwan kepada
pendidik anaknya, ‘’ Hendaklah pendidik mendidik akal, hati, dan jasmani’’.
Pemikiran
pendidikan Islam pada masa Umayyah ini juga tersebar pada beberapa tulisan para
ahli nahwu, sastra, hadist, dan tafsir. Pada masa ini para ahli tersebut mulai
mencatat ilmu- ilmu bahasa, sastra dan agama untuk menjaganya agar tidak
diselundupkan pikiran- pikiran lain dan perubahan yang merusak, yang tanda-
tandanya sudah banyak terlihat pada waktu itu karena musuh Islam selalu
berusaha menghancurkan Islam dari dalam, setelah mereka gagal menghancurkan
dengan kekuatan tentara. Dengan upaya tersebut mereka berusaha memecah
pengikut- pengikut Islam dari segi Ideologi.[4]
ilmu
pengetahuan yang berkembang pada masa itu adalah:
1.
Ilmu agama,
seperti: al-Qur’an, hadist, fiqih, dan Ilmu terjemahan.[5]
2.
Ilmu sejarah
dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah,
dan riwayat.
3.
Ilmu
pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu,
shorof, dan lain-lain.
4.
Ilmu bidang
filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilm u kedokteran.[6]
Periode dinasti Umayyah merupakan masa Inkubasi. Pada masa ini, peletakan dasar- dasar dari kemajuan
pendidikan dimunculkan. Intelektual muslim berkembang pada masa ini. Pola
pendidikan bersifat Desentralisasi.
Tersebarnya pusat- pusat pendidikkanya
antara lain:
a.
Di kota
Madina(Hijas)
b.
Di Kota Kuffah
(Irak)
c.
Di Kota Damsyik
dan Plastina (Syam)
d.
Di Kota Fustad
(Mesir)
Bentuk- bentuk pendidikan pada masa baniy Umayyah[7]
( 1. Pendidikan Istana. Pendidikan tidak hanya pengajaran tingkat
rendah tetapi lanjut pengajaran tingkat tinggi sebagaimanah Halaqoh, masjid, dan madrasah. Guru
istana dinakam muaddib. Tujuan
pendidikan istana tidak hanya mengajar ilmu pengetahuan bahkan Muaddib mendidik kecerdasan, batin dan
jasmani
Adapunpelajaran di istana sebagai berikut:
a). Al-Quran (kitabbullah)
b). hadis- hadis yang mulia
c).syair- syair terhormat
d). menulis dan membaca
(2. Badiah
Dengan adanya Arabsisasi oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan
muncullah istilah badiah dusun Badui
di padang sahara yang masi fasi bahasa Arabnya dan murni sesuai dengan kaidah
bahasa Arab. Akibat dari Arabisasi ini muncullah ilmu Qawait dan cabang ilmu
lainya untuk mempelajari bahasa Arab.
(3.Perpustakan yang besar di Kurtuba (Qurdufa)
(4. Bamiristan
Tempat untuk berobat dan merawat orang serta tempat studi
kedokteran.
Dari urain diatas banwa pendidikan periode Dinasti bani
Umayyah telah [8]berkembang
dilihat aspek pengajaranya meskipun sisitemnya masih sama pada masa Nabi dan
Khulafa Al-Hurusiydin. Pada masa ini
peradaban islam sudah bersifat internasional yang meliputi tiga benua, yaitu
sebagian Eropa, Afrika dan sebagian besar Asia dan yang kesemuan itu
dipersatukan dengan bahasa Arab sebagai resmi bahasa Negara.
[1]
Safrudin Aziz, Pemikiran Pendidikan Islam (Yogyakarta: KALIMEDIA, 2015),
4.
[2]
Safrudin Aziz, Pemikiran Pendidikan Islam……………4-5.
[3]
Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokok Pendidikan Islam
(Yogyakarta: AR- RUZZ MEDIA, 2013), 61.
[4]
Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokok Pendidikan Islam
….., 62.
[5]
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Abad
ke- 21 (Jakarta: PT Pustaka Al- Husna baru, 2003), 22.
[6]
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media Group,
2008), 56-59.
[7] Samsul
Nizar, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2008)
61-62
[8] Ibid, 63
Tidak ada komentar:
Posting Komentar